Adventure Cimanggu Cilacap

‘Hujan Lokal’ Pada Track Extreem
CIMANGGU (NP) – Musim kemarau yang cukup panjang kali ini, membuat tanah di pegunungan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, kering. Sungai-sungai airnya menyusut bahkan beberapa diantaranya kering kerontang. Namun, pada lintasan (track) untuk ajang edventure yang bertajuk ‘Tjimat Merdeka’ Minggu (3/8) kemarin, beberapa track berupah jadi basah kuyup, bak terjadi hujan lokal. Hal ini membuat track yang extreem menjadi lebih heboh lagi.
Dua kelompok ‘maniak trail’ dari Tegal dan Kabupaten Tegal ikut dalam ajang adventure dalam rangka Agustusan tersebut. Kelompok pertama dengan 10 offroader terdiri; Sultonul alias Uton, Agus Kemantran, Wahid, Andi Istana, Joko Variasi, Amadi, Sukohadi alias Den Sukhoy, Rasim alias Rasim Irama, Mamo dan Agus Wijanarko (Nirmala Post). Sedangkan kelompok kedua; Upik G, Andika dan Mugi Tonggara.
Juga team offroader dari Bumiayu yang dikomandani Witno mantan anggota DPRD Kab Brebes yang kini masih aktif berpolitik tersebut. Tim dari Brebes selatan ini adalah anggota Trail Adventure Brebes Selatan Club (TABRAC) yang dibentuk awal 2000 oleh Banteng Cinta Rpsul (BCR) sebuah tim cross pimpinan Witno, dengan jumlah offroader mencapai 16 orang.
Dengan 10 offroader bisa dikategorikan sebagai ‘kelompok besar’ dan yang kelompok kecil ya, yang dibawah 5 offroader itu. Tentunya secara teori maupun praktek, bergerak di medan berat dengan kelompok kecil lebih mudah dan bisa lebih cepat. Sebaliknya dengan kelompok besar, maka sedikit sulit dan pergerakan agak lamabat. Karena dalam dunia trail adventure, bukan hanya faktor fisik offroadernya, namun kesiapan trail yang ditungganginya. Semakin banyak trail, semakain besar resiko hambatannya.
Namun menurut Rasim Irama, bergerak dengan kelompok besar akan menguji seseorang memiliki solideritas yang tinggi. “Kita bisa bergerak leluasa denga kelompok kecil, tapi Anda akan belajar banyak dari rasa persahabatan dengan kelompok besar,” ucap Rasim yang penyanyi dangdut ‘duplikat’ Rhoma Irama tersebut.
Rasim warga Jatibarang, Brebes berangkat dengan Kawasaki KDX yang masuk kategori special engine. Dengan kendaraan pabrikan ini, tentunya secara teknis mekanik, trail tunggangan Rasim sangat layak untuk menjelajah medan berat. Dan kenyataanya, Rasim dengan Kawasaki-nya mampu melibas track-tracak yang dipilih Panitia Tjimat Merdeka.
Secara umum, pemilihan track dalam event yang diselenggarakan Tjimanggu Adventure Team (Tjimat) itu lumayan bagus dan masuk kategori track extreem. Dari sepanjang 50 km dari mulai start di lapangan depan kantor Camat Cimanggu dan berakhir di loaksi yang sama, paling hanya 5% yang jalannya aspal, 10 % macadam, 15% jalan tanah dan sisanya jalan setapak didalam hutan dan sungai.
Tanjakan serta turunan curam adalah ciri dari lanscape pegunungan di daerah Cimanggu yang berada di perbatasan dengan Majenang di barat dan Salem, Kab Brebes di utaranya. Maka tidak heran jika, rekan-rekan panitia dari Tjimat tersebut menemukan track yang extreem. “Saya salut dengan panitia yang menyambung track satu dengan yang lainnya secara simultan tidak terputus oleh jalan aspal. Ini baru track yang bagus,” ujar Sukohadi yang beberapa kali ikut event adventure resmi.
Catatan Nirmala Post yang turun bersama ‘kelompok besar’ dari Tegal itu, sikap ‘wellcome’ dari penduduk cukup tinggi. Buktinya, walau terpaksa kebunnya diterabas ratusan trail, pemiliknya senyum-senyum saja. Bahkan asyik ikut membantu offroader yang mengalami kesulitan. Tentunya, mereka mengharapkan uang dari yang ditolong itu.
Celakanya, banyak penduduk yang terlalu memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Beberapa track yang semestinya mudah dilalui trail, menjadi super extreem gara-gara ‘dirusak’ oleh warga. Ya dicangkul agar motor kandas, dibikin kubangan kaya sawah agar roda tak bergerak dan sribu cara lainnya. Tentunya, ini dimaksudkan agar warga bisa bekerja menarik trail dan dapat imbalan.
Memang, di beberapa titik tanjakan extreem, warga benar-benar dibutuhkan untuk membantu. Dan lokasi extreem itu benar-benar alami bukan sebuah rekayasa.
Setidaknya lebih 3 titik, merupakan jebakan yang sengaja dibuat oleh warga itu. “Wah di sini ada hujan lokal dan sawah baru nih,” ucap Sultonul mengomentarai track yang sengaja dibikin rusak dengan dicangkul lalau disiram dengan air seperti habis hujan lebat.
Penyelenggaraan ‘Tjimat Merdeka’ secara umum sukses. Ditandai dengan jumlah peserta yang cukup banyak kira-kira mencapi 200 offroader. Mereka datang dari berbagai kota, seperti BATAAS (Banjar Trail Adventure Asossiation), PUMA (Purwokerto Motor Adventure) dan klub-klub trail adventure dari Jawa Barat dan Yogakarta.
Ketua Panitia Jimat Merdeka, Sudiono SE mengatakan, event adventure berkaitan dengan perayaan HUT RI tersebut didukung oleh Bagian Kesra Pemkab Cilacap dan sejumlah sponsor lainnya. “Kami berterima kasih kepada kawan-kawan yang jauh-jauh datang untuk ikut di ajang ini,” ucapnya.
Sejumlah hadiah dibagikan ke peserta beruntung. Pengundian dimulai sekitar pukul 15.00 dan berakhir sekitar pukul 16.00. Hadiah utama berupa sepeda motor bebek, diraih peserta dari Purwokerto. Sedangkan offroader dari Tegal yang beruntung adalah Andi mendapat pesawat televisi, Mamo dapat bingkisan oli dan Agus mendapat hadiah hiburan (AW)