Survey II 433 Pemalang Moto Adventure







Menemukan Track ‘Lumpur Hidup’

PEMALANG (NP) – Pernah melihat film dengan adegan orang terjerembab kubangan lumpur dan sulit keluar dan semakin bergerak maka semakin terbenam lumpur? Inilah yang namanya ‘lumpur hidup’. Lumpur yang mampu menyedot benda yang masuk ke tengahnya. Pada survey ke-2 untuk persiapan ajang 433 Pemalang Moto Adventure, tim menemukan track ‘lumpur hidup’ yang cukup menantang.
Track ‘lumpur hidup’ ini berada di daerah Gunung Wangi, Bantarbolang. Sebenarnya tim tidak sadar jika yang dihadapi saat itu adalah ‘lumpur hidup’. Sebab, saat itu hanyalah jalan tanah yang menurun dan bertemu sungai kecil. Sungainya selebar 3 meter dengan air kecoklatan yang sangat dangkal. Namun ketika sepeda motor mencoba menyeberang, perlahan-lahan langsung tertarik masuk kedalam lumpur. Pengendara yang mencoba menggeber mesin, hanya mendapatkan muncratan lumpur. Saat itu pula lumpur semakin kuat menyedot sepeda motor hingga roda dan mesin hampir terbenam. Crosser yang mencoba menahan dengana pijakan kaki pun terus tersedot hingga cukup dalam. “Ini lumpur hidup nih, kuat sekali daya tariknya ke dalam,” ucap Beni koordinator tim survey.
Survey ke-2 untuk ajang 433 Pemalang Adventure kali ini jumlah timnya hanya 4 orang. Terdiri Beni, Dedy, Heru Kundhi Miharso dan Agus Wijanarko. Pertama mencari rute di wilayah Sumber hingga Gunung Gajah. Kawasan Gunung Gajah sebenarnya sangat menarik tracknya bagi kegiatan adventure. Namun, track Gunung Gajah sulit ditembus dengan tidak melintas di wilayah Kabupaten Tegal. Maklum, Gunung Gajah berada di perbatasan antara Pemalang dan Kabupaten Tegal.
Upaya mencari jalan pintas dari Sumber ke daerah Gongsen di sebelah timur Gunung Gajah, tidak berhasil. Tim menemukan jalan yang tertutup pepohonan berduri cukup lebat. Jika kemarau mungkin saja pepohonan berduri bisa diatasi. Jalur lain yang dicari terputus oleh Sungai Rambut yang airnya cukup dalam. Kendati ahirnya bisa diseberangi, namun tim memperhitungkan faktor cuaca yang bisa-bisa air Sungai Rambut melimpah. Para penduduk sekitar mengingatkan, hujan di daerah Jatinegara akan menyebabkan air Sungai Rambut melimpah. “Kayaknya pada event Januari curah hujan masih tinggi dan rute ini bisa berbahaya,” ucap Dedy offroder asal Comal anggota tim.
Setelah sampai di Gongseng dengan sedikit melintas di jalan aspal yang ikut wilayah Kabupaten Tegal, tim baru menemukan rute yang sesungguhnya. Menarik, menantang namun tidak terlalu berbahaya. Jalan tanah licin dan tekukan tajam serta jembatan kecil menjadi daya tarik track di dekat Gunung Gajah yang masuk Kabupaten Pemalang ini.
Track semakin menarik ketika tim menemukan rute Gunung Gajah-Beber-Gunung Wangi dan keluar di Bantarbolang. Jika ini jadi dipilih menjadi track lomba, maka bisa disebut sebagai special stead (SS) pertama. Sedangkan SS ke-2 adalah Batantarbolang-Bongas-Penggarit yang pernah disurvey sepekan lalu.
Tim masih akan melakukan evaluasi hasil survey pertama dan kedua. Karena panitia menerima pesan dari Sekda Pemalang Drs Santoso MM Msi, soal rute yang tidak perlu melintasi wilayah kabupaten lain, walau jaraknya hanya sedikit atau istilahnya hanya sekedar numpang lewat saja. Nah, untuk menghindari ini, tim harus mencari track untuk menuju Gunung Gajah tanpa melalui Jalan raya Warureja, Kabupaten Tegal **AW

Komentar